Rabu, 13 April 2011

Penjual Batu Nisan Tidak Berharap Banyak Orang Meninggal

Foto: SidakatonFoto: SidakatonMakam atau kuburan yang mempunyai nisan dengan tulisan nama jenazah sangat diperlukan bagi setiap peziarah. Nisan ini digunakan sebagai pertanda untuk mengetahui keberadaan jenazah sehingga tidak sulit mencarinya. Memang nisan dianggap sumber terpenting bagi peziarah karena mampu menjelaskan posisi dan kronologis waktu meninggalnya suatu jenazah. 
 
Pentingnya nisan yang memuat nama jenazah inilah yang membuat Abdul Basit (21), menekuni usaha sebagai pembuat batu nisan makam atau prasasti. Sudah lima tahun lalu, Basit, panggilan akrab bungsu dari lima bersaudara ini membuka usaha pembuatan nisan di Jl Raya Bogor Km 41, Cibinong—Bogor-- Jawa Barat.

Lokasi ini merupakan yang ketiga karena Basit juga mempunyai dua lokasi lainnya yang terletak di Cilodong dan Cilangkap Depok. Bungsu dari lima bersaudara ini mengaku menekuni bisnis batu nisan karena tidak mempunyai modal untuk membuka usaha yang lain.
Foto: SidakatonFoto: Sidakaton
"Mau buka usaha lain enggak punya modal. Lagi pula bisnis ini 'kan belum banyak yang melirik, masih sedikit yang menekuni," kata Basit belum lama ini.


Menurut Basit, batu nisan pada suatu makam sangat penting dan banyak manfaatnya. Dengan batu nisan suatu jenazah tidak hilang pada lokasi makam. Dengan batu nisan pula keluarga jenazah bisa mengetahui keberadaan makam sehingga tidak harus bersusah payah mencari lokasi dikuburkannya jenazah.

"Keluarga jenazah juga tidak akan sulit mencari posisi jenazah. Tanpa nisan banyak keluarga yang kehilangan jenazah," kata pria kelahiran Madura ini memberi alasan.
Udah males tani tambakau lama duitnya [Foto: Sidakaton]Udah males tani tambakau lama duitnya [Foto: Sidakaton]
Basit menuturkan, walaupun nisan sangat penting bagi keluarga jenazah, namun ia tidak pernah berdoa agar banyak orang meninggal sehingga bisnisnya akan maju dan berkembang. "Enggak pernah saya berdoa supaya banyak orang yang meninggal sehingga bisa membeli nisan saya," tegasnya dengan logat Madura yang khas.

Doa yang dipanjatkan kepada Tuhan, sambung Basit, hanya meminta dilimpahkan rejeki sehingga usahanya bisa berjalan lancar. Doa itu didapatnya dari seorang kyai dari Madura. "Saya biasa mengamalkan doa dari kyai bukan malah meminta banyak orang meninggal," paparnya.
Foto: SidakatonFoto: Sidakaton
Basit mengungkapkan, biasanya batu nisan akan banyak dicari pelanggan pada saat menjelang hari raya besar keagamaan seperti Lebaran dan Natal. Pada saat hari raya keagamaan itu banyak keluarga jenazah yang membeli batu nisan untuk memberi tanda pada makam.

"Seperti orang hidup, istilahnya ganti baju," jelasnya.

Mengenai mitos bahwa batu nisan tidak bisa dipasang sebelum 40 hari masa kematian, menurut Basit, karena tanah di makan tersebut belum padat dan mengeras. Sehingga bila dipaksakan memasangnya maka tanah makam tersebut bisa longsor. "Kalau dipasang sebelum 40 hari, ditakutkan tanahnya longsor," paparnya.
Asal madura ikut abangnya kini bisa sendiri [Foto: Sidakaton]Asal madura ikut abangnya kini bisa sendiri [Foto: Sidakaton]
Sementara mengenai harga batu nisan yang dijualnya, Basit mematok harga batu nisan berdasarkan ukuran dan jenis. Untuk prasasti marmer berukuran 20 x 30 dijual dengan harga Rp 200 ribu dan ukuran 40 x 60 dijual dengan harga Rp 750 ribu.
Sedangkan untuk batu nisan jenis tancap dijual Rp 275 ribu, nisan jenis duduk dijual Rp 375 ribu. Kuburan berukuran kecil dijual Rp 500 ribu dan kuburan ukuran besar dijual Rp 950 ribu.

Sebelumnya, Basit adalah petani tembakau di Pamekasan Madura. Namun karena menjadi petani tembakau banyak resikonya, Basit akhirnya hijrah ke Jakarta. Ia mengawali karir sebagai pembuat batu nisan dari Ary, kakak pertamanya. Dari Ary inilah Basit memperoleh keahlian membuat berbagai batu nisan dan prasasti. "Saya sudah malas bertani tembakau, "katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar