Rabu, 23 Februari 2011

Dr William, Detak Jarum Jam Membuatnya Tenang

Dr William Sp.Rad begitu mencintai jam tangan/ Foto-foto: Novri TNOLDr William Sp.Rad begitu mencintai jam tangan/ Foto-foto: Novri TNOLDETAK BUNYI jarum jam ternyata bisa menjadi hiburan dan membuat tenang Dr William, Sp.Rad. Karenanya, Dokter yang biasa menjadi dokter jaga di Rumah Sakit Awal Bros Tangerang Banten ini begitu merasa terkesan.

Bahkan, buatnya, bunyi detak jarum jam penghilang segala stres akibat kepenatan rutinitas yang kerap menghimpit kesehariannya ketika melakukan tindakan medik di rumah sakit. Jam buat Dr William begitu berarti sehingga dirinya tertarik untuk mengoleksi.

Saat ini Dr William mengoleksi sekitar 50 buah jam tangan buatan Jepang yang bermerk Seiko. Koleksi jam tangannya dari buatan tahun 1950 hingga 1960-an. Ia tertarik jam buatan Jepang karena mengandung falsafah hidup.Koleksinya pun tersimpan rapi dalam lima kotak yang kadang ia bawa dan dipamerkan saat mengadakan gathering di komunitas pencinta jam tangan. Biaya maintenance semua koleksi tersebut bisa menghabiskan Rp 50-100 ribu per bulan untuk setiap jam.

Menjadi kolektor..Menjadi kolektor..Menurut Dr William, kecintaannya pada alat penunjuk waktu tersebut berawal ketika bekerja di RS Siloam Tangerang. Saat itu dari pagi hingga malam dari Hari Senin hingga Sabtu, lelaki lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini selalu stand-by di rumah sakit swasta terbesar di Tangerang tersebut.

“Saat itu saya belum menikah sehingga tinggal di RS Siloam. Saya standby di kamar pasien dari pagi dan malam. Hiburannya hanya bunyi jam saja,” ujarnya saat ditemui kemarin.

Bunyi detak jarum jam, katanya, menjadi hiburan tersendiri dengan cara menempelkan jam tangan di telinganya. Dari bunyi tersebut,  ia  bisa mengetahui berapa detak bunyi yang dihasilkan dalam setiap detiknya. Setiap jam memiliki karakteristik yang berbeda ketika menghasilkan suara detaknya.
Ada yang menghasilkan suara detak sebanyak 1/6 detik, 1/8 detik dan 1/10 detik. Bukan itu saja, lelaki ramah ini juga bisa mengetahui jika jam mengalami kerusakan. Ini bisa diketahui dari bunyinya yang aneh dan berbeda dari kebiasannya.

“Jadi ketika suasana sudah hening sekali karena tidak ada pasien, di bangsal cuma ada saya, maka untuk menenangkan setelah capek dan stress karena besok banyak jadwal yang harus melakukan tindakan ini, tindakan itu, sebagai relaksasinya ya bunyi jam,” ungkapnya.
Bangga dengan jam koleksinya...Bangga dengan jam koleksinya...
Ketika sudah menikahpun, kecintaanya terhadap jam tangan pun tidak pernah luntur. Bahkan, bertambah lengket dan mesra. Tidak heran, jam-jam koleksinya ditempatkan pada satu kotak dan kamar khusus. Setiap akan berangkat dan pulang kantor, Dr William pasti akan melakukan ‘ritual’ terhadap jam koleksinya yakni untuk melihat, membersihkan dan menggerakkan semua jam koleksinya. Jam digerakkan karena koleksinya adalah jam mekanik yang harus digerakkan selama 1-2 menit agar tetap bisa bergerak.

Selain itu, Dr William juga kerap akan membawa jam koleksinya ke kantor pada hari Sabtu dan Minggu. Biasanya ia membawa satu kotak yang berisi 5-6 jam tangan. Karena kecintaannya pada jam tangan tersebut, Dr William mengaku lebih sulit menentukan jam tangan ketimbang memilih busana atau sepatu yang akan dikenakannya.

Satu hal yang unik, meski sangat mencintai jam tangan, namun Dr William mengaku tidak akan membeli jam dari hasil gajinya. Biasanya, ia membeli jam tangan dari hasil bonus atau mendapatkannya dari hasil tukar menukar. Atau yang kerap dilakukannya adalah dengan cara menabung dan menghemat pengeluaran seperti makan siang atau yang lainnya.

“Biasanya kita nabung sedikit-sedikit. Kalau sudah terkumpul dan membeli jam yang kita cita-citakan, wah senang sekali. Ada kebanggaan tersendiri,” ujarnya.
Menjadi moderator di komunitas Kronometrofilia/ dokMenjadi moderator di komunitas Kronometrofilia/ dok
Pada awalnya memang sulit untuk membendung segala keinginan untuk membeli jam tangan. Apalagi ketika dirinya belum menikah, maka gaji bulanannya bisa habis hanya untuk membeli satu buah jam tangan. Namun, setelah melalui proses pendewasaan, saat ini yang dilakukannya tidak lagi ‘mengejar’ kuantitas tapi kualitas dari jam tersebut.

“Untuk yang ini, saya selalu diingatkan oleh Pak Wiyono. Dia lebih bijak karena mainnya sudah lama sehingga dia selalu mengingatkan,” ucapnya.

Saat ini ada satu jam tangan yang menjadi kebanggaannya. Jam tersebut merk King Seiko buatan tahun 1965. Jam tersebut menjadi kebanggan karena pernah dikenakannya saat menikah. Selain itu, jam tangan tersebut juga tidak pernah mengalami masalah ketika dikenakan.  Jam tersebut dibeli dari seorang kawan dengan nilai Rp 5,5 juta.
Bentuk King Seiko, katanya, sangat sederhana dan tanpa ada petunjuk tanggal namun menjadi istimewa karena menjadi impian seumur hidup. King Seiko menjadi istimewa juga karena jam tersebut merupakan leader produk atau cikal bakal sebelum diikuti varian Seiko lainnya.

“Jam ini diluncurkan saat mencari pangsa pasar. Jam ini merupakan  the best-nya yang kemudian dilanjutkan dengan produk the best continue,” jelasnya penuh semangat.

Tertipu
Interaksi..Interaksi..Sebagai pecinta jam tangan, Dr William pun pernah mengalami masa yang menyakitkan. Ia pernah tertipu saat tertarik pada satu jam pilot dengan merk Longines. Ia tertarik pada jam tersebut karena kala itu masih gemar-gemarnya mengoleksi semua merk jam. Jam tersebut dibeli dengan harga Rp 4,5 juta padahal yang original jam tersebut senilai Rp 20 juta.
Merasa bangga mendapatkan jam tangan asli dengan harga murah, Dr William pun pamer dalan forum internet. Setelah foto tersebar ternyata ada satu member yang menyatakan secara tegas bahwa jam tangan yang dibelinya adalah palsu. Dengan kecewa ia pun langsung tidak tertarik dan meletaknya entah di mana.

“Saya menyebut uang yang saya keluarkan untuk membeli jam palsu, sebagai uang kuliah dalam proses belajar mengetahui jam yang original. Saya tahu ada uang kuliah yang nilainya ratusan juta,” paparnya sembari tersenyum.

Untuk menghindari supaya tidak tertipu saat membeli jam, Dr William menyarankan, ketika membeli jangan ikuti kata hati. Tapi, tanyakan dulu kepada ahlinya, apakah jam tersebut asli atau tidak.
“Sabar dulu saja. Kalau memang jodoh tidak kemana-mana. Kita tanya ke senior atau pembuatnya. Lebih baik tidak membeli daripada kita buru-buru tapi ternyata palsu,” tandasnya.

Condet, Dulu Salak Sekarang Minyak Wangi

Safari SidakatonSafari SidakatonCondet, yang dulu dikenal sebagai kampung salak karena sebagian besar masyarakatnya bertani salak. Bahkan kawasan yang pernah hendak dijadikan sebagai salah satu Cagar Budaya Betawi, karena sebagian masyarakatnya warga Betawi asli oleh Gubernur DKI Ali Sadikin ini, kini telah berubah julukan. 
 
Saat ini Condet tidak lagi dikenal sebagai kampung salak tapi telah berubah menjadi kampung minyak wangi. Kios-kios penjual minyak wangi ini akan terlihat sejak memasuki kawasan condet dari arah cililitan. Kios-kios penjual minyak wangi berjejer di sisi kanan dan kiri Jalan Raya condet yang dikenal sebagai salah satu pusat kemacetan di Jakarta Timur ini.

Foto: Safari SidakatonFoto: Safari SidakatonUmumnya pemilik toko minyak wangi tersebut adalah keturunan orang Arab yang telah pindah ke Condet sejak tahun 1970-an. Tidak heran, toko-tokonya juga menggunakan bahasa Arab, seperti Annur, Al Kaff, Fairus, Abu Mahdi, Al Barokah dan Mubarok. Di Condet ini mereka tidak hanya menjual minyak wangi, tapi menjual berbagai kelengkapan ibadah seperti baju gamis, sorban, peci/kopiah, tasbih, kitab bahasa Arab, madu Hadramaut. Bahkan ada diantaranya yang menjual nasi kebuli.

Menurut Abdurahman, manajer toko parfum Annur, keberadaan toko minyak wangi di Condet diawali pada tahun 90-an. Sebelumnya toko minyak wangi hanya terdiri dari beberapa toko saja. Saat itu, yang dijual juga bukan hanya minyak wangi, tapi juga minyak untuk pengobatan seperti minyak gandapura dan minyak kayu putih.

Namun seiring berjalannya waktu,  apalagi di Jalan Raya Condet terdapat Masjid Al Hawi yang kerap mengadakan kegiatan pengajian. Jumlah penjual minyak wangi terus bertambah. Bagi umat muslim memakai wewangian ketika akan beribadah juga merupakan sunah seperti yang dicontohkan Rasulullah.
Foto: Safari SidakatonFoto: Safari Sidakaton
"Ini yang menjadi peluang bisnis makanya banyak yang jualan minyak untuk tambahan penghasilan," paparnya.

Saat ini, sambung Abdurahman, yang berbelanja minyak wangi juga bukan hanya umat muslim saja. Banyak diantaranya yang non muslim juga membelinya. Mereka juga berasal bukan dari kalangan menengah ke bawah saja tapi ada juga diantaranya dari kalangan menengah  atas seperti pekerja kantoran.

"Kalau orang kantoran membeli minyak wangi di sini, harganya miring dibanding  di mall," ungkapAbdurahman.

Mengenai kualitas, sambung Abdurahman, minyak wangi Condet tidak beda dengan minyak wangi merek terkenal yang dijual di mall. Yang membuat harganya miring dengan minyak wangi mall karena minyak wangi Condet tidak bermerek.
Foto: Safari SidakatonFoto: Safari Sidakaton
"Padahal secara kualitas sama dengan merk - merk terkenal. Karena bahan - bahannya juga import dari Eropa dan Timur Tengah," jelasnya.

Ternyata pusat penjualan minyak wangi Condet ini tidak hanya terkenal di Jakarta saja tapi sudah terkenal di seantero Nusantara. Ini dibuktikan dengan adanya orang dari daerah seperti Aceh dan Surabaya yang membeli minyak wangi di Condet. Biasanya mereka membeli dalam jumlah besar karena akan dijual kembali di daerahnya.

"Sebenarnya minyak wangi ini sudah menjadi kebutuhan bagi semua orang. Karena selain bisa meningkatkan percaya diri. dengan aroma yang wangi juga bisa menarik kostumer," ungkap Abdurahman.
Safari SidakatonSafari Sidakaton
Sementara itu menurut Budayawan Ridwan Saidi, Condet yang memiliki luas 632 hektar yang terbagi dalam tiga kelurahan Bale Kambang, Batu Ampar, dan Kampung Gedung ini memiliki sejarah panjang. Sejak 3.000 sampai 4.000 tahun lalu di kawasan yang berbatasan dengan Kramatjati ini sudah ada kehidupan. Ditemukan kapak batu, gerabah, dan lampu perunggu di Condet.

Dahulu condet pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan Salaksana pada tahun 120M, nama-nama yang menjadi sejarah seperti seperti Bale Kambang dan Batu Ampar. Bale Kambang adalah tempat pesanggrahan raja-raja, sedangkan Batu Ampar merupakan batu besar tempat meletakkan sesaji (sesajen).

Diceritakan juga bahwa condet merupakan basisnya pendekar dan juga alim ulama, dan salah satu pendekar yang cukup tersohor namanya adalah H Entong Gendut.

Yang Untung dan Kecewa di Pemakaman Hasri Ainun Habibie

Selamat jalan Ibu Hasri Ainun Habibie, semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT. [Foto: Istimewa]Selamat jalan Ibu Hasri Ainun Habibie, semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT. [Foto: Istimewa]Pemakaman Ibu Hasri Ainun Habibie, istri mantan Presiden Bahruddin Jusuf Habibie di Taman Makan Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta Selatan, Selasa (25/5) ternyata dimanfaatkan banyak kalangan untuk mengeruk rejeki. Mereka tidak malu - malu menawarkan produk dagangannya kepada setiap khalayak yang menghadiri pemakaman tersebut. Memang dalam pemakaman ini banyak khalayak yang hadir. Mereka yang hadir adalah dari kalangan pejabat, duta besar, pengusaha, mantan pejabat dan masyarakat umum.

Banyaknya kerabat yang menghadiri inilah yang dimanfaatkan Bambang Sutoyo (45), sales alat komunikasi wireless untuk menawarkan produknya.

Suasana upacara pemakaman [Foto:  Safari Sidakaton]Suasana upacara pemakaman [Foto: Safari Sidakaton]Setelah absen terlebih dahulu di kantornya yang terletak di kawasan Manggan Dua Jakarta Barat, tepat pukul 08.00 WIB, Bambang sudah stand by di pelataran TMP Kalibata. Brosur produk sebanyak 100 eksemplar pun sudah disiapkan untuk diberikan kepada setiap pelayat yang menghadiri pemakaman tersebut.

Namun hingga pemakaman usai pada pukul 12.00, belum ada satu pun  konsumen yang tertarik untuk membeli produknya. Menurut Bambang, ada banyak faktor yang menyebabkan orang yang dihampiri tidak tertarik untuk membeli produknya. Di antaranya adalah karena hari ini orang - orang yang dihampirinya sedang berduka cita.

Dijaga ketat aparat [Foto: Safari  Sidakaton]Dijaga ketat aparat [Foto: Safari Sidakaton]"Mungkin timing-nya belum pas karena hari ini lagi berduka," ujar Bambang.

Padahal untuk menarik konsumen, berbagai trik dan cara pun dilakukan Bambang. Bambang bahkan sempat mengikuti konsumen hingga masuk ke mobil agar membeli produknya. Tapi tetap saja upaya yang dilakukannya belum berhasil alias belum ada konsumen yang tertarik untuk membeli produknya.

Dalam menawarkan produk alat komunikasi wireless ini sebanyak 20 tim pun diturunkan untuk membantu Bambang. Mereka terdiri dari kaum perempuan dan laki - laki. Dengan cekatan para sales ini menghampiri setiap pelayat yang keluar dari komplek pemakaman.

Terus... dan terus tawari sampai ada keputusan dari calon konsumen 'ya' atau 'tidak' [Foto: Safari  Sidakaton]Terus... dan terus tawari sampai ada keputusan dari calon konsumen 'ya' atau 'tidak' [Foto: Safari Sidakaton]Namun setiap dihampiri, para pelayat ini sudah siap dengan tangannya untuk menolak produk yang mereka tawarkan. "Enggak - enggak. Terima kasih," ujarnya singkat kepada setiap sales yang mendekat.

Tidak adanya konsumen yang tertarik untuk membeli produk tersebut sangat berbeda ketika Bambang dan kawan - kawannya menjajakan dagangannya dalam perhelatan kongres Partai Demokrat yang berlangsung di Bandung kemarin. Dalam ajang pemilihan ketua umum partai tersebut, sebanyak 100 unit alat komunikasi wireless bisa dijual Bambang seorang diri. Itu belum termasuk dengan teman - teman Bambang yang lainnya.

"Kalau hari ini sama sekali belum ada yang laku," paparnya.
Pedagang asongan pun tak mau kalah  [Foto: Safari Sdakaton]Pedagang asongan pun tak mau kalah [Foto: Safari Sdakaton]
Sementara itu Debleng (25), penjual mainan malah mendapatkan keuntungan yang besar. Karena hingga pemakaman usai, Debleng bisa mendapatkan uang sebanyak Rp 70 ribu. Padahal pada hari biasa, uang sebanyak itu belum tentu didapatnya dalam tempo setengah hari.
Ada sekitar 15 mainan kletekan dan lele - lelean yang berhasil dijual Debleng ke setiap anak - anak yang ikut melayat bersama orang tuanya. Harga setiap mainan tradisional yang dijualnya sekitar Rp 5 ribu. Kebanyakan mainan yang diminati anak - anak adalah kletekan yakni kincir kertas.

"Lumayan hari ini. Saya sudah dapat uang sebanyak Rp 70 ribu," ujarnya senang.
Debleng yang mengaku berasal dari Subang dan tinggal di kawasan Condet, Jakarta Timur ini dari pukul 10.00 WIB sudah berada di TMP Kalibata. Dalam menjajakan dagangannya, Debleng cukup mendekati anak - anak Serius banget nawarinnya, ya [Foto: Istimewa]Serius banget nawarinnya, ya [Foto: Istimewa]yang dibawa orangnya ikut melayat. Dengan memainkan kletekan maka anak - anak akan tertarik melihatnya. Bila sudah demikian maka anak - anak tersebut pasti meminta untuk dibelikan dan jika dilarang orang tuanya pasti akan menangis.

Sangat senang dengan pendapatannya hari ini, baru saja pemakaman usai dan pelayat banyak yang belum beranjak dari komplek pemakaman tersebut, Debleng langsung berangsur pergi meninggalkan TMP Kalibata. Mungkin dalam benak Debleng, hari ini sudah cukup uang yand didapat sehingga hari ini bisa digunakan untuk beristirahat lebih banyak di tempat kosnya di kawasan Condet, Jakarta Timur.

Selasa, 22 Februari 2011

Komunitas Electron Berry, BB Jadul Tetap Eksis

Komunitas Thread BB Elektron/ Foto: Novri TNOLKomunitas Thread BB Elektron/ Foto: Novri TNOLAlat komunikasi yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Apalagi banyak fitur atau aplikasi yang tersedia sehingga membuat banyak orang ingin memilikinya. Itulah sekilas tentang BlackBerry (BB), perangkat selular yang memiliki kemampuan layanan push e-mail, telepon, sms, internet dan berbagai kemampuan nirkabel lainnya.

Saat ini, pengguna BlackBerry di Indonesia yang pertama kali diperkenalkan tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion (RIM) sangat fenomenal. Penggunanya setiap tahun selalu mengalami peningkatan. Bahkan gadget canggih tersebut menjadi kebutuhan ‘wajib’ sebagai simbol lifestyle.

Berbagai kelebihan itulah yang membuat sekelompok orang begitu tertarik pada perangkat selular ini. Bahkan, mereka pun membentuk satu komunitas agar bisa sharing serta berbagi informasi supaya tetap up to date. Satu diantara komunitas pecinta BlackBerry adalah komunitas Electron Berry.

Electron Berry, adalah komunitas yang khusus menggemari BlackBerry produksi tahun 2004-2005 seperti seri 8700c, 8700g, 8700r, 8700v, 8707g, 8707h, 8707v, 8707 (3G), 8703e dan 8703 CDMA. Komunitas ini dibentuk pada Maret 2010.

Tetap eksis walau terbilang jadul..Tetap eksis walau terbilang jadul..Meski, usianya baru satu tahun, namun anggota komunitas ini telah menyebar ke berbagai pelosok daerah seperti Jakarta, Palembang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Kalimantan. Biasanya, mereka mengadakan kopi darat atau gathering setiap satu-dua bulan sekali.

Untuk mini gathering yang dihadiri sekitar 5-7 orang biasanya anggota BlackBerry Elektron mengadakan pertemuan di sekitar wilayah Blok M Jakarta Selatan.
Dibentuknya komunitas tersebut berawal dari sebuah forum pada sebuah website yang membahas tentang BlackBerry Elektron. Dari saling memberi informasi tentang software dan hardware seperti sistem operation, aplikasi, trackwheel, baterai, housing dan catalog mengenai BlackBerry Elektron. Akhirnya sepakat membentuk komunitas thread khusus BlackBerry Elektron, atau Electron Berry.

“Kita membentuk komunitas thread khusus BlackBerry Elektron karena BlackBerry buatan 2004-2005 bentuknya unik dan sudah langka,” ujar Ashar F Anwar, salah satu moderator yang ditemui TNOL di Permata Hijau Jakarta, Sabtu (19/2).
Foto: DokFoto: Dok
Selain Ashar F Anwar, ada empat moderator lainnya yang ditemui yaitu, Ajup (Hendrik), Faizal (Moccainnell), Defri (Defricuy) dan Seno Aji Airlangga (Seno W). Satu persatu mereka pun memberikan berbagai informasi seputar berbagai kelebihan yang dimiliki BlackBerry Elektron.

Diantara mereka juga ada yang bisa memperbaiki BlackBerry Elektron dari berbagai kerusakan. Saat ini banyak tukang service yang tidak menerima perbaikan BlackBerry Elektron karena komponennya sudah tidak tersedia.

Menurut Seno, aplikasi yang terdapat di BlackBerry Elektron tidak kalah dengan BlackBerry buatan terbaru. Kekurangan yang terdapat di BlackBerry Elektron hanya tidak memiliki VGA, kapasitas memori dan ram yang masih kecil dan belum adanya memori ekstenal.

Namun, jika dibandingkan dengan daya tahan maka BlackBerry Elektron memiliki kekuatan yang tidak ada bandingannya. Bahkan, ketika terjatuhpun BlackBerry Elektron masih tetap bisa dioperasikan alias masih hidup.

“Makanya saya bangga punya BlackBerry Elektron, karena walaupun memori dan ramnya yang masih kecil, tapi, aplikasinya tidak kalah sama yang keluaran terbaru,” kata Seno yang diamini empat moderator lainnya.
Sementara itu menurut Moccainnell dengan menggunakan BlackBerry Elektron juga membuat banyak orang yang melirik dan tertarik untuk memilikinya. Apalagi harga BlackBerry Elektron mengalami peningkatan setiap tahunnya.

“BlackBerry Elektron banyak yang dicari orang. Kalau full set harganya bisa mencapai Rp 2 juta,” ujarnya.


Melayani Service
Foto: DokFoto: DokMengingat BlackBerry Elektron termasuk barang langka karena sudah tidak diproduksi lagi oleh RIM, untuk mengantisipasi berbagai kerusakan apalagi tukang servis handphone tidak akan menerima mengingat komponennya sudah tidak ada lagi, maka beberapa  moderator komunitas tersebut siap memberikan layanannya.
Ongkos servis tergantung kerusakan yang dialami BlackBerry Elektron. Jika yang mengalami kerusakan seputar software seperti sistem operasi, aplikasi dan tema maka ongkosnya minimal Rp 50 ribu.

Sedangkan jika yang mengalami kerusakan seputar hardware-nya seperti trackwheel, baterai dan housing maka tergantung permintaan apakah ingin diganti atau diperbaiki atau istilahnya di-‘kanibal.’
“Kalau ongkos servis tidak bisa memastikan. Itu tergantung dari kerusakannya,” ucap Ashar.

Kronometrofilia, Komunitasnya Pecinta Arloji di Indonesia

Jam tangan atau arloji menjadi daya tarik komunitas Kronometrofilia/ Foto-foto: Novri TNOLJam tangan atau arloji menjadi daya tarik komunitas Kronometrofilia/ Foto-foto: Novri TNOLSAAT INI kecenderungan orang untuk menyukai atau hobi pada suatu benda semakin beragam. Dan, alasan yang dikemukakan soal ketertarikan pada benda tersebut juga cukup banyak. Diantaranya, untuk meningkatkan status, memiliki nilai historis serta sebagai falsafah hidup.

Satu diantara benda-benda yang memiliki segala nilai plus tersebut adalah arloji atau jam tangan. Bagi masyarakat Indonesia, jam tangan memang sudah tidak asing lagi, karena selain berguna sebagai penunjuk waktu, jam tangan juga bisa menunjukkan status seseorang yang memakainya. Tidak heran, jam tangan bisa menjadi sebuah gaya hidup sekaligus benda yang dianggap istimewa.

Nah, untuk dapat saling memberi informasi terkait dengan jam tangan. Para penggemar jam tangan membentuk komunitas agar saling berbagi. Adalah komunitas Kronometrofilia yang artinya, Krono = chronos = waktu;  Metro = meter = pengukur; dan Filia = philia = pencinta. Jadi, Kronometrofilia dapat diartikan  pencinta pengukur waktu. Dan, secara konotatif, berarti komunitas penggemar arloji di Indonesia.

Menjadi ajang tukar informasi seputar jam tangan..Menjadi ajang tukar informasi seputar jam tangan..Nama Kronometrofilia pertama kali muncul di Yahoogroups pada tanggal 29 Mei 2009. Namun, nama tersebut secara resmi dipakai pada tanggal 7 Juni 2009. Hingga saat ini anggota komunitas ini telah mencapai 446 orang. Mereka terdiri dari berbagai macam profesi, status, etnis dan ras, seperti dokter, wartawan, pengacara, bankir dan lainnya. Usia mereka pun beragam dari yang masih muda hingga yang sepuh.

Mengingat mereka hanya berkomunikasi lewat dunia maya maka setiap dua atau tiga bulan sekali anggota komunitas tersebut mengadakan gathering atau kopi darat. Biasanya mereka mengadakan kopi darat di Bandung, Jawa Barat, atau di Jakarta. Dan pertengahan Februari kemarin, komunitas tersebut mengadakan gathering di sebuah café di Jl Jaksa Jakarta Pusat.

“Dengan bergabung di komunitas ini maka banyak manfaat yang kita dapat. Diantaranya kita saling memberi informasi,” kata Dr William, Sp.Rad, yang bertugas sebagai moderator di komunitas tersebut.

Menjadi benda bernilai tinggi..Menjadi benda bernilai tinggi..Memberi informasi, sambung Dr William, Sp.Rad, karena saat ini banyak jam tangan terutama yang sudah berusia tua,  namun kondisinya sudah tidak original lagi. Tidak original lagi karena jam tangan kuno tersebut telah melakukan berbagai proses agar tetap eksis diantaranya dengan kanibalisme, palsu dan ada yang asli tapi kondisinya sudah jelek.

“Dengan bergabung di komunitas ini, maka sesama anggota bisa saling mengetahui apakah jam tangan yang beredar saat ini masih termasuk original atau tidak. Apalagi belum lama ini banyak jam tangan palsu yang menyerbu Indonesia,” ungkapnya.

Mengenai jam tangan kuno yang dipalsukan, Dr William mengisahkan, beberapa bulan yang lalu Indonesia diserbu jam tangan yang tergolong kuno dan nilainya tinggi. Namun, jam tangan kuno tersebut jumlahnya sangat banyak sehingga mudah ditemui di pasaran. Kondisi jam tangan tersebut nyaris sempurna dengan berbagai detailnya. Namun, setelah berbagi informasi antar sesama anggota ditambah dengan berbagai referensi akhirnya diketahui bahwa jam tangan tersebut ternyata palsu.

Dr William..Dr William..“Jadi ada orang yang membuat jam palsu dengan kualitas yang sangat baik maka kita pun saling mengingatkan,” ujarnya.

Ia menuturkan, banyak alasan yang dikemukakan mengapa orang suka terhadap jam tangan diantaranya terkait dengan sejarah, falsafah hidup dan menyukai hal-hal yang kecil seperti mesin atau komponen yang ada di jam tangan tersebut.

Terkait dengan sejarah karena setiap jam tangan yang diproduksi seperti yang dibuat pabrikan jam tangan Rusia maka akan menceritakan tentang kondisi negaranya, seperti konflik atau pemberontakan yang kerap melanda negara tersebut.

Sementara terkait dengan falsafah hidup karena jam selalu menunjukan waktu yang terus mengalir. Sedangkan seorang mekanik akan menyukai jam karena jam terdiri dari berbagai mesin atau komponen yang bentuknya sangat kecil namun bisa menghasilkan suatu energi waktu dan bunyi. Apalagi setiap jam tangan tidak hanya bisa menunjukan waktu, tapi juga bisa menunjukkan ketinggian tempat pada satu sistem mekanik.
“Jadi jam itu seperti mahluk hidup punya falsafah masing-masing,” jelasnya.


Investasi bernilai
Komunitas Kronometrofilia/ dokKomunitas Kronometrofilia/ dokBila kecintaan terhadap jam tangan dilakukan dengan benar maka jam tangan yang dikoleksi juga bisa menghasilkan suatu nilai ekonomis yang tinggi. Dalam tempo satu atau dua tahun kemudian jam tangan tersebut bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi lagi. Tidak heran, ada satu jam tangan yang nilainya sama dengan satu unit kendaraan atau rumah.

“Di komunitas ini kita juga punya persahabatan yang lebih dekat lagi yang bisa berlanjut ke bisnis atau yang lainnya,” tandasnya.

Nah, bagi Anda yang tertarik dengan komunitas ini bisa bergabung lewat FB atau Mailing List dengan alamat kronometrofilia@yahoogroups.comAlamat surel ini dilindungi dari robot spam. Anda perlu mengaktifkan JavaScript untuk melihatnya Untuk menjadi anggota juga tidak dipungut iuran sebagaimana berlaku di komunitas lainnya.

Jembatan 'Cinta' Pasar Rebo, Mangkalnya Anak Motor Memadu Kasih

Jembatan Cinta Pasar Rebo dan pasang yang asoy/ Foto: FirmansyahJembatan Cinta Pasar Rebo dan pasang yang asoy/ Foto: FirmansyahJEMBATAN LAYANG (Fly Over) Pasar Rebo Jakarta Timur sudah lama dikenal sebagai 'Jembatan Cinta.' Julukan itu melekat seiring dengan diresmikannya jembatan yang menghubungkan jalan Kramat Jati dan Cibubur pada tahun 2005.

Hampir setiap hari dari Senin hingga Minggu, jembatan ini selalu ramai dikunjungi oleh pasangan muda - muda terutama pengendara motor yang asyik memadu kasih. Alamaakk....

Dari pukul 16.00-24.00 WIB mereka terlihat menghabiskan waktu hanya untuk berdua-duaan merajut janji setia sehidup semati. Bahkan pada malam Minggu, jembatan ini akan semakin ramai dipenuhi pasangan muda - mudi yang berpacaran. Ketika berdua - duaan, rasa malu pun lambat laun lenyap. Mulanya berdempetan, berpegang tangan hingga akhirnya saling meraba dan ber-kissing ria di atas sepeda motornya. Halah...

Menurut Wardi, penjual buah dingin, banyaknya pasangan yang memadu kasih di jembatan layang Pasar Rebo, karena selain suasananya nyaman juga bisa melihat pemandangan yang lumayan bagus. Dari atas jembatan ini, para muda - mudi bisa melihat arus lalulintas di sekitar Pasar Rebo dan hiruk pikuk kehidupan masyarakat yang hendak berangkat dan pulang dari aktivitasnya.

"Pemandangannya enak kalau lihat dari atas jembatan. Kita bisa lihat apa saja dari atas jembatan," kata Wardi kepada TNOL diantara dereten pasangan muda yang terlihat asoy.

Jembatan dipenuhi pengunjung/ Foto: FirmansyahJembatan dipenuhi pengunjung/ Foto: FirmansyahMemang banyak keuntungan bagi muda - mudi yang bermesra-mesra di jembatan layang ini. Karena selain murah dan ekonomis, suasananya juga mendukung untuk memadu kasih ala jalanan. Selain itu, (view) pemandangan sekitar lokasi juga cukup indah dengan warna-warni lampu yang tampak gemerlap.

Bila Anda mengunjungi jembatan Pasar Rebo di senja hari maka dari jembatan layang ini kita bisa melihat indahnya matahari beranjak tidur ke peraduan (little sunset). walaupun tidak seindah dan sedramatis seperti bila melihat matahari tenggelam utuh (full sunset) dari bibir pantai.

Dari atas jembatan ini kita juga bisa melihat hiruk-pikuk kendaraan-kendaraan yang melintas. Berpacu. Kadang cepat, kadang sedang-sedang dan kadang lambat. Memandang persis ke bawah jembatan layang ini, kita bisa lihat deretan penjaja buah, pakaian dan berbagai kelengkapan rumah tangga. Selain itu dari atas jembatan kita juga menyaksikan kerumunan orang menunggu kendaraan umum, perempuan-perempuan seksi yang tergesa-gesa menyeberang, hingga bus dan mikrolet yang saling sodok-menyodok berebut penumpang.
Sedangkan bila memandang ke arah timur jembatan layang ini, terlihat bus-bus dari Terminal Kampung Rambutan tujuan Bandung, Tasikmalaya, Cikampek dan sebagainya memutar di dekat jalan layang. Sedangkan dari arah Barat (Ciputat, Lebakbulus, Pondok Indah), Utara (dari arah Kramatjati) dan Selatan (dari arah Bogor, Depok) berbagai bus dan mikrolet saling memacu menuju Terminal Kampung Rambutan sebagai tujuan akhirnya.

Jembatan Pasar Rebo di waktu malam/ Foto: FirmansyahJembatan Pasar Rebo di waktu malam/ Foto: FirmansyahDari atas jembatan layang ini pula, sejauh mata memandang ke arah timur, nampak menara Masjid At-Tien dan bangunan Keong Emas di Kompleks Taman Mini Indonesia Indah.
Bagi muda-mudi yang tengah di mabuk cinta, pemandangan tersebut sangat mengasyikan untuk bercinta. Apalagi berasyik-masyuk berdua di jembatan layang Pasar Rebo ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan.

Jembatan layang ini cukup jarang dilalui kendaraan ketimbang jalur dibawahnya yang penuh sesak dan hiruk-pikuk manusia .
Nyamannya Jembatan Pasar Rebo diakui Ratna (nama samaran) yang berdua - duanya dengan Edi, pasangannya. Ratna mengaku, berpacaran di atas Jembatan Pasar Rebo selain nyaman juga murah di ongkos.

"Paling saya hanya mengeluarkan ongkos untuk beli buah - buahan dan minuman," kata Ratna sambil tersenyum.

Di jembatan ini selain digunakan muda - mudi untuk berpacaran, ada juga anggota keluarga yang menggunakan jembatan ini untuk rekreasi. Ketika TNOL bertandang, ada satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anaknya yang menyaksikan pemandangan arus lintas dan kehidupan lainnya dari atas.

Tempat 'Pesta'
Suasana malam dilihat dari atas jembatan/ Foto: Firmansyah Suasana malam dilihat dari atas jembatan/ Foto: Firmansyah Sebagaimana tempat pasangan muda - mudi untuk berpacaran. Jika malam semakin gelap, jembatan ini juga akan diramaikan oleh sekumpulan anak muda yang bergerombol. Kumpulan anak muda ini terdiri dari 5 - 7 orang yang duduk dan nongkrong melingkar. Menyaksikan kumpulan anak muda ini, ternyata mereka 'pesta' alkohol alias miras. Tidak terlihat jelas jenis minuman apa yang mereka nimum karena dilapisi plastik berwarna gelap.

Banyaknya pengunjung yang memadati jembatan ini memang membuat untung sejumlah pedagang asongan yang terdiri dari pedagang es, minuman, buah dingin dan rokok. Padahal sebelumnya saat jembatan ini baru diresmikan hanya ada 2 - 3 pedagang yang mengais rejeki.

Wardi mengakui berjualan di jembatan ini memang lumayan jika dibandingkan dengan lokasi di bawah jembatan. "Di sini ramai dan banyak anak muda yang nongkrong," jelasnya.

Pedagang yang mengais rejeki di jembatan, sambung Wardi, juga dikutip oleh oknum aparat sebagai uang keamanan. Setiap pedagang/hari dikutip uang sebesar Rp3000. Uang tersebut cukup kecil jika dibandingkan pendapatan dari berjualan di jembatan tersebut

Dari berjualan di jembatan, setiap harinya Wardi bisa menghabiskan ratusan potong buah dingin yang terdiri dari semangka, nanas dan melon. Uang yang didapat langsung disetorkan ke bosnya yang telah memberikan tempat tidur dan makan. "Semua uang yang didapat saya setorkan ke bos, paling saya dapat Rp 20 - 30 ribu," ujar Wardi asal Madura ini.

Mengenai kondisi di atas, Herman, warga Cijantung, mengkritik aparat setempat, baik pihak kelurahan maupun kepolisian yang seakan tutup mata terhadap kondisi tersebut. "Udah bertahun-tahun seperti itu tapi enggak ditertibkan. Kayak pasar malam. Padahal, persis dibawah fly over ada pos polisi," ungkapnya.
Ia yang sudah tinggal selama 20 tahun di Cijantung menceritakan, bukan hanya motor yang diparkir seenaknya, melainkan terkadang mobil berhenti di atas fly over untuk sekadar membeli buah atau minuman. "Bahaya banget. Kendaraan yang lewat situ kenceng-kenceng," tuturnya.
 

Rabu, 16 Februari 2011

Bakso Krenyeus, Nikmatnya Selera 'Ningrat'

Bakso Krenyeus yang nikmat, cantik secara tampilan/ Foto2 Safari TNOL Bakso Krenyeus yang nikmat, cantik secara tampilan/ Foto2 Safari TNOL Anda tinggal di sekitar wilayah Cibinong-Bogor Jawa Barat dan penggemar bakso, yaitu makanan yang bentuknya mirip bola pimpong namun rasanya sangat nikmat? Kini, ada satu menu baru dari olahan bakso. Bahan bakso tersebut terbuat dari seafood seperti ikan, udang, cumi-cumi dan kepiting.

Dan, menu baru bakso tersebut bisa dinikmati di Kedai Bakso Krenyeus yang terletak di Jl Raya Pondok Rajeg No. 3 Cikaret, Cibinong Bogor. Di kedai ini Anda bisa menikmati berbagai macam menu bakso, diantaranya yang berbahan ikan salmon, ikan kakap, udang, cumi, lobster dan kepiting.

Mengingat bahannya yang mengandung banyak protein maka bakso tersebut sangat sehat dan bergizi. Satu lagi yang terpenting, bakso tersebut juga non kolesterol. Bumbunya juga terbuat terbuat dari racikan rempah khas Nusantara. Selain itu, bakso bebas dari daging babi, borax dan formalin, zat yang ditakuti oleh masyarakat. Oleh karena itu bakso yang terdapat di Kedai Krenyeus bisa dikatakan ‘halalan thoyiban.’

Bakso Kuah..Bakso Kuah..Menurut Rafina Manalu, pemilik Kedai Bakso Krenyeus, dirinya membuka kedai bakso karena selama ini bakso menjadi makanan favorit dan cocok untuk berbagai kalangan. Dipilihnya bakso berbahan seafood karena kebanyakan bakso yang dijual di daerah Cibinong juga  berbahan daging sapi.

“Jadi saya mencoba untuk membuka kedai bakso yang lebih unik dari yang lainnya,” kata Rafina.

Saat menikmati bakso Krenyeus memang sangat terasa seafoodnya,  terutama yang berbahan ikan kakap, salmon, kepiting dan udang. Bakso tersebut juga sangat lembut di lidah dan tiap gigitannya terasa krenyes. Kuah bakso yang mengandung kaldu ikan juga terasa nikmat sehingga sangat sayang untuk dilewatkan.

Lantas, apa rahasianya yang membuat bakso Krenyeus nikmat?  Rafina menuturkan,  “Bumbunya racikan dari rempah-rempah alami khas Nusantara yang dipadukan dengan cacahan daging seafood. Itulah yang membuat Bakso Krenyeus nikmat dengan resep kuno,” tuturnya.
Parkir luas...Parkir luas...
Selain itu, sambung Rafina, bakso dan kuahnya tidak menggunakan penyedap rasa (MSG). Bumbu yang digunakan cukup khas dan kaldu asli. Sementara bakso-bakso yang disajikan juga didatangkan langsung dari Surabaya Jawa Timur.

“Untuk bakso kami pesan langsung dari Surabaya. Makanya Bakso Krenyeus dikatakan selera ningrat harga rakyat,” ungkapnya.

Ada yang unik dalam penyajian bakso Krenyeus, yaitu disajikan dengan kuah dan dalam bentuk sate, yaitu bakso yang ditusuk dengan bambu. Dalam bentuk sate ada dua rasa yakni kecap mix dan asem manis.  Ada enam paket yang tersedia di Bakso Krenyeus yaitu Paket Ningkrat, Paket Raja, Paket Napoleon, Paket Putri Raja, Paket Columbus dan Paket Sate.

Adapun harga setiap porsi paket bakso tersebut bervariasi. Untuk Paket Ningrat dan Paket Napoleon satu porsinya adalah Rp 12 ribu. Paket Columbus Rp 7500/porsi. Paket Raja Rp 8 ribu/porsi, Paket Putri Raja Rp 6 ribu/porsi dan Paket Sate Rp 10 ribu/porsi.


Parkir Luas
Asyik buat kongkow..Asyik buat kongkow..Suasana kedai terasa nyaman dan sejuk. Apalagi di kanan kirinya masih banyak pohon tinggi dengan daun yang rindang. Setiap harinya kedai ini buka dari pukul 10.00- 21.00 WIB,  jika pengunjung semakin banyak maka waktu operasional bisa diperpanjang.

“Kalau tutup tergantung pelanggan. Kita juga pernah buka sampai pagi karena waktu itu banyak pelanggan yang datang,” kata Fajar, salah satu pelayan.

Selain Fajar, ada dua pelayan lainnya yakni Rian dan Sita yang siap melayani permintaan berbagai macam bakso Krenyeus.

Sementara untuk menampung jumlah pelanggan, di kedai ini tersedia sembilan meja yang bisa menampung pengunjung jika datang secara rombongan. Selain itu, parkir di kedai tersebut juga sangat luas. Jadi, Anda tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat jika membawa kendaraan, baik roda dua atau empat.
 

Sensasi Ayam Bakar Jahanam

Foto : Safari SidakatonFoto : Safari SidakatonNAMANYA memang Jahanam, tapi bukan berarti jahat dan kejam. Disebut jahanam karena sensasi rasanya yang luar biasa sehingga kalau saja lidah kita menyentuh ayam bakar yang satu ini, rasanya dahsyat, luar biasa enaknya. Dan, kedahsyatan rasa inilah yang kita rasakan saat memakan ayam bakar olahan Winarto.

Foto : Safari SidakatonFoto : Safari SidakatonBanyaknya olahan daging ayam bakar  memang membuat juru masak harus pandai-pandai mencari istilah unik dan menarik untuk meraih pelanggan. Dan, inilah yang dirasakan oleh Winarto saat memberi nama ayam bakar olahannya.

Ayam Bakar Jahanam memang berbeda dengan ayam bakar pada umumnya. Daging ayam bakar ini sangat lembut dan empuk. Aroma rempah-rempahnya tidak hanya merasuk dan mengikat ke dalam daging tapi hingga ke sum-sum tulang. Tidak heran, ketika kita menikmatinya, tulangnyanya pun bisa kita gigit dan hisap.

Ayam Bakar Jahanam ini bisa dinikmati di Kedai Winarto yang terletak di Jl Kapten Tendean 18 B Jakarta Selatan atau tepatnya diseberang pom bensin “Shell” Tendean. Hampir setiap hari terutama pada jam istirahat kantor, kedai ini tidak pernah sepi dari pelanggan.

Foto : Safari SidakatonFoto : Safari SidakatonMenurut Winarto, pemilik kedai, ide penamaan Ayam Bakar Jahanan berawal dari penyajian ayam bakar yang masih panas kepada pelanggan. Panasnya ayam bakar makin bertambah saat disajikan dengan sambal merah yang pedasnya begitu ‘membakar’mulut.

Foto : Safari SidakatonFoto : Safari Sidakaton“Ketika menikmatinya maka akan terasa panas sekali,” ungkapnya.

Winarto menuturkan, kata jahanam yang melekat di ayam bakar juga membuat bahan ledekan para  pelanggan untuk juru masaknya.  Dan, kata ini lebih ditekankan kuat oleh pelanggan ketika memesannya. “Seperti saya pesan ayam bakar, jahanam!” ujarnya sambil tersenyum. Selain jadi bahan ledekan, kata Jahanam ini juga sering mengundang senyum pelanggan saat memesan.

Apa sih keistimewaan ayam bakar ini? Dijelaskan oleh Winarto, bahwa kesitimewaannya terletak dari cara pembuatannya dimana sebelum ayam dibakar, daging ayam diungkep dengan berbagai rempah-rempah. Usai diungkep dan ditiriskan, daging ayam yang masih panas langsung dimasukan ke dalam bumbu berulangkali sehingga bumbu meresap hingga ke dalam tulang ayam. Agar bumbu meresap dengan sempurna, daging ayam harus didinginkan selama 6 hingga 8 jam.

IMG_3119IMG_3119“Jadi bumbu-bumbunya bisa meresap ke dalam daging dua kali,” ungkapnya.

Saat membakarpun, daging ayam akan dilumuri bumbu tambahan campuran dari  bawang merah, daun jeruk, asem kandis, kecap dan merica. Bumbu tambahan ini merupakan perpaduan kaldu hasil ungkepan ayam yang telah dipanaskan sehingga menjadi mengental.
Banyak yang menyebut bumbu tambahan yang aroma rempahnya menyengat dan kental tersebut sebagai saus. Bahkan ada yang mengatakan sausnya mirip steak. Semua proses pembuatan dan bumbu campuran itulah yang membuat ayam bakar ini berbeda dengan ayam bakar lainnya.

Winarto mengakui, untuk membuat  hidangan semacam butuh waktu tiga tahun. “Sebelumnya saya uji coba diberbagai acara kampung seperti Agustusan dan rapat RT. Setelah dirasa cocok dan pas dengan bumbu-bumbunya barulah saya berani menjualnya,” paparnya.

Saat ini Ayam Bakar Jahanam baik dada/sayap atau paha dijual dengan harga Rp 12.000 per-porsi. Harga tersebut belum termasuk nasi. “Kalau dengan nasi nambah tiga ribu rupiah lagi,” jelasnya.

Senin, 14 Februari 2011

Hujan-hujan Makan Sego Godog, Muantab!

Sego Godog lengkap dengan teh manis panas/ Foto2 Safari TNOLSego Godog lengkap dengan teh manis panas/ Foto2 Safari TNOLPERNAH ke Temanggung Jawa Tengah? tentu tidak asing dengan Sego Godog. Masakan yang penyajiannya antara nasi dengan mie dicampur menjadi satu ini ternyata memiliki sensasi tersendiri. Terutama dari tekstur maupun taste-nya yang khas ketika disantap.

Asal tahu aja,  Sego Godog  termasuk masakan andalan loh di Temanggung, yang dikenal sebagai daerah penghasil tembakau itu.

Yups, kini untuk menikmati lezatnya Sego Godog rasanya tak perlu berkunjung ke Temanggung. Sebab, di Jakarta aja ada atau tepatnya di Resto Pak Trisno yang terletak Jl Raya Bogor Km 21/32 Rambutan, Jakarta Timur. Di sini tersedia Sego Godog yang rasanya tidak kalah muantab dan nikmat dari tempat asalnya.

Saat diracik...Saat diracik...Menikmati Sego Godog sangat cocok dengan kondisi cuaca Jakarta belakangan ini yang kerap turun hujan, "hi.. dingin bro!" Apalagi makanan yang masuk kategori ringan ini bisa membuat perut kenyang. Nah, akan bertambah nikmat jika santapan itu dihidangkan bersama minuman teh yang kental dengan pemanis dari gula batu (ginastel- legi, panas dan kental).

Suasana Resto Pak Tris juga sangat nyaman. Konsep resto ini perpaduan Jawa dan Jepang kira-kira begitulah, menurut si empunya- sehingga pengunjung bisa lesehan dengan santai- menikmati hidangan layaknya di rumah sendiri. Bagi yang ingin beribadah, resto ini juga menyediakan mushola dengan kapasitas empat jamaah. Resto ini setiap harinya buka dari pukul 10.00 – 22.00 WB.

Suasana lesehan, sayik...Suasana lesehan, sayik...Menurut Trisno, pemiliki resto, dipilihnya menu Sego Godog juga untuk membuat konsumen penasaran dan ingin mencicipinya. Apalagi Sego Godog merupan makanan langka karena jarang ada rumah makan atau restoran yang menyajikannya. Langkanya makanan ini membuat penikmatnya bukan hanya dari Jawa, tapi ada juga yang berasal dari Sumatera dan Sulawesi.
“Kalau penggunaan kata nasi rebus akan membuat orang bingung dan banyak yang tidak menyukainya,” ujar Tris, panggilan akrab lelaki yang juga aktif di MACI (Motor Antique Club Indonesia) menanggapi dipilihnya kata Sego Godog dalam daftar menu restonya.

Bahan2 yang dibutuhkan...Bahan2 yang dibutuhkan...Rasa Sego Godog menjadi sangat berbeda karena nasi dan mie dimasak menjadi satu dengan kuah kaldu dan kecap yang terasa gurih dan beda. Rasa yang berbeda ini membuat penikmatnya bukan hanya berasal dari Jawa,  karena sekali saja menikmati maka akan merasa ketagihan.
Untuk membuat Sego Godog sendiri dibutuhkan sedikitnya sebelas bahan baku, diantaranya telur bebek, daging ayam kampung, daun bawang, kol, tomat, cabe rawit, bawang merah, seledri dan acar. Sementara bumbu yang dibutuhkan adalah bawang putih, kemiri dan lada.

“Untuk membuat Sego Godog juga ada pakemnya yakni harus berbahan telur bebek, ayam kampung dan mie. Selain itu harus dimasak dengan arang,” ungkapnya.

Markas rumah makan Tris, cobain deh sego godog...Markas rumah makan Tris, cobain deh sego godog...Betul yang disampaikan Tris, ketika tersaji, wow... aroma bawang putihnya memang sangat menyengat. Bentuknya juga menggoda dengan taburan daun bawang dan bawang goreng yang memikat. Saat disantap, mie - nya terasa lembut di lidah. Kaldunya juga sangat nikmat dengan citarasa manis dan gurih yang khas.

Memang bumbunya apa sih hingga Sego Godog ini nikmat? "Kalau orang jualan makanan rahasianya dibumbu. Makanya saya enggak mau mengungkapkan," tutur lelaki yang hobi minum kopi ini berahasia.

Mengenai harga, sambung Tris, sangat terjangkau. Satu porsi Sego Godog tidak berikut ginastel hanya Rp 14 ribu.  Jadi, kapan lagi menikmati Sego Godog racikan Pak Tris yang murah dan nikmat ini. ‘Monggo….’

Badut 494, Komunitasnya Mobile Radio

Kru Badut 494 interaksi/ Novri TNOLKru Badut 494 interaksi/ Novri TNOL‘Bete abis’ selama dalam perjalanan menyusuri jalan-jalan ibukota Jakarta. Terlebih  hampir setiap hari, semua jalan baik protokol maupun alternatif di Jakarta mengalami kemacetan yang parah. Biasanya untuk mengatasi hal tersebut diperlukan teman untuk sekedar mengobrol sehingga ketika menyusuri jalan terasa tidak membosankan.

Saat ini ada satu komunitas yang bisa menjadi teman obrolan Anda dalam menyuri jalan-jalan di Ibukota Jakarta. Berbagai informasi apapun dan guyonan yang menyegarkan akan bisa didapat jika bergabung dalam komunitas ini. Adalah Badut 494 Mobile Community, yakni komunitas orang-orang yang menggunakan radio komunikasi sebagai sarana bersosialisasi.

Komunitas ini menggunakan frekwensi 144940 Mhz. Karena keberadaanya yang sangat bermanfaat membuat Badut 494 Mobile Community memiliki banyak anggota dari berbagai komunitas, terutama dari komunitas otomotif. Biasanya mereka mengadakan pertemuan atau kopi darat setiap hari Jumat malam di Jl Tebet Barat IV Jakarta Selatan.

Badut 494Badut 494“Dengan bergabung di Badut 494 Mobile Community maka kita bisa mendapatkan segala informasi, tidak hanya jalanan yang macet saja,” ujar Taufik Mansjur, anggota senior Badut 494 Mobile Community.
 
Selain mendapatkan segala informasi seputar jalan raya. Dengan bergabung di Badut 494 Mobile Community yang bermisi kebersamaan, persaudaraan dan silaturahmi diantara sesama anggota ini. Diharapkan anggotanya juga bisa bersendau gurau dan memberikan bantuan jika ada orang lain yang mengalami masalah di jalan, seperti kendaraannya mengalami mogok.

Uniknya, dari memberikan bantuan kepada orang yang mengalami masalah di jalan raya, Badut 494 Mobile Community malah disebut ‘derek liar’ oleh komunitas radio komunikasi yang sudah tenar dan senior di Indonesia.
Brik---brikk--Brik---brikk--“Tapi kita cuek saja. Bahkan dari derek itu kita mengadakan kopi darat pertama di Hartz Chicken Kuningan Jakarta,” jelasnya.

Menurut Taufik, Badut 494 Mobile Community disebut derek liar juga karena sering menggunakan frekwensi komunitas radio yang sudah tenar tersebut. Namun, Badut 494 Mobile Community beralasan menggunakan frekwensi tersebut juga karena ingin memberikan bantuan tidak bermaksud yang lainnya.

Selama ini Badut 494 Mobile Community yang dibentuk tahun 2005 juga telah melakukan berbagai kegiatan sosial. Hampir setiap terjadi bencana alam, mereka selalu turut serta membantu meringankan penderitaan para korban. Yakni, dengan memberikan bantuan sembako atau uang.
“Kita kirim beberapa orang untuk memberikan bantuan. Jadi komunitas ini bukan sekedar hura-hura tapi dari sisi kemanusiaanya juga ada,” jelasnya.


‘Jadi Badut’
Bakti sosial...Bakti sosial...Terkait nama Badut yang melekat dalam komunitas ini, menurut Taufik, istilah Badut tercipta secara tidak sengaja. Saat itu, ketika berkumpul di salah satu rumah penggemar radio komunikasi yakni; di rumah Om Dora yang dihadiri  Om Bebi, Om Daffy, Om BeGe, Om Guntur dan Om JeKa- melihat selebaran jasa panggilan BADUT yang ditempel di dinding pagar rumah Om Dora.

“Ternyata semua anggota setuju sehingga esoknya kami ‘berceloteh’ ala Badut di 494. Bahkan Om BeGe yang paling getol menjiwai per-badut-an  sampai-sampai mencetuskan istilah ' belum sah masuk ke 494 kalo belum berhati badut ',” jelasnya.

Maksud dari istilah tersebut adalah selalu riang, menghibur dan menyenangkan. Hal inilah yang menjadi identitas nuansa komunikasi di 494. Alhasil, karakter badut pun dituangkan dalam bentuk design yang gambarnya ditempel di mobil, baju atau kaos.

BaksosBaksosTidak itu saja, anggota Badut 494 Mobile Community juga kerap disebut Jin. Hal itu dikarenakan tiba-tiba anggota menghilang dari udara.

“Kita menghilang karena sudah sampai di kantor. Ketika sampai di kantor memang tidak memberitahukan kepada yang lain, sehingga disebut Jin,” ungkapnya.

Pada awalnya, Badut 494 Mobile Community dibentuk oleh beberapa komunitas mobil seperti Mazda, Taruna, Terios, Rush, Avanza, Xenia dan Corolla. Namun, seiring berjalannya waktu dan sangat pentingnya berkomunikasi lewat radio, kini anggota Badut 494 Mobile Community juga memiliki anggota dari komunitas sepeda motor.

Jumat, 04 Februari 2011

Ie Tjok An Hobinya Mungutin Coin Di jalanan

Hasil harian Ie Tjok An berupa recehan. [Foto: Sidakaton]Hasil harian Ie Tjok An berupa recehan. [Foto: Sidakaton]Bagi sebagian orang mungkin akan mengira yang dilakukan Ie Tjok An adalah perbuatan yang hina dan tiada nilainya. Hal itu lantaran yang dilakukannya adalah memungut uang rupiah dalam bentuk koin yang ditemuinya di jalan - jalan.

Namun siapa sangka dengan memungut sejumlah uang logam tersebut justru yang didapatnya saat ini adalah kepekaan untuk berbagi kepada sesama bisa timbul. Bahkan dengan memungut uang logam yang selama ini ditekuninya, berbagai rejeki kerap mendatanginya tanpa disangka - sangka.

"Tujuan saya memungut setiap uang logam di jalanan adalah suatu bentuk untuk menghargai uang. Karena hanya gara - gara uang seperak bisa menimbulkan permusuhan," kata Ie Tjok An.

Lelaki yang setiap hari mengendarai motor Honda Pro B 4299 HM ini ketika memungut uang logam di perampatan lampu merah WTC Mangga Dua Jakarta Pusat. Akibat aksinya ini banyak pengendara motor dan mobil yang mengamatinya. Dalam benaknya mungkin mereka berkata, "Orang ini tidak ada kerjaan Apa. Duit recehan sudah rusak diambil." Akibat ulahnya ini juga arus lalulintas di perapatan tersebut agak tersendat.
Koh Aan lagi mungut receh di jalanan aspal.  [Foto: Sidakaton]Koh Aan lagi mungut receh di jalanan aspal. [Foto: Sidakaton]
Menurut Ko Aan, panggilan akrab ayah dua anak kembar ini, saat ini banyak orang - orang munafik dalam menilai uang. Bila uang tersebut dalam bentuk recehan yang nilai nominalnya rendah maka akan disia - siakan. Sementara bila uang yang ada di hadapannya dalam jumlah nominal yang besar maka akan diperebutkan.

"Ini namanya orang munafik, ada duit recehan di depannya enggan diambil. Tapi giliran enggak ada, maunya minta, " jelas lelaki yang suka traveling ini.

Tidak diambilnya uang - uang logam di jalanan, sambung Ko Aan, karena banyak yang menilai, uang recehan yang berada di jalanan merupakan uang sial. Sehingga untuk menghindari sial tersebut, ketika ada uang recehan logam di hadapannya maka tidak bakal diambilnya walaupun kondisinya masih dalam keadaan bagus.

Foto: SidakatonFoto: SidakatonPadahal asal tahu saja, uang logam yang di pungut Ko Aan saat ditemuinya di jalanan tidak hanya uang logam yang kondisinya masih bagus. Dalam kondisi rusak pun ketika menemukan uang logam di jalanan maka akan dipungutnya.

"Tetap saya ambil kalau ada duit logam yang saya temui di jalan. Karena walaupun kondisinya jelek uang itu masih ada nilainya," tegas lelaki kelahiran Jakarta, 3 Desember 1960 ini.

Ko Aan mengakui, jika menemukan uang logam yang kondisinya masih bagus maka akan dimanfaatkan untuk keperluan menelpon dengan telepon koin. Sementara yang kondisinya sudah rusak karena terlalu banyak digilas roda kendaraan akan disimpannya di dalam kaleng biskuit.

Secara ekonomi, Ko Aan juga bukan termasuk orang yang kurang mampu. Karena rumahnya di Jl Pengukiran IV No 62 Tambora Jakarta Barat tergolong mewah. Rumahnya berlantai tiga dengan gaya modern. Ketika mengunjunginya, di rumahnya yang bercat kuning gading ini ada teve layar datar yang tempatkan di ruang tamu lantai bawah. Sementara di lantai tiga khusus digunakan sebagai ruang kumpul - kumpul antar teman dan altar untuk persembahan sang dewa.
Hasil pungutan masuk celengan. [Foto: Sidakaton]Hasil pungutan masuk celengan. [Foto: Sidakaton]Ko Aan menuturkan, uang logam hasil memungut di jalanan selama ini, sudah terkumpul sekitar 2 kg. Uang - uang logam yang dikumpulkan sejak tahun 2005 ditempatkan dalam dua celengan berbahan plastik dan kaleng. Kedua celengan itu berisi uang logam dengan pecahan Rp50, Rp100, Rp200 dan Rp500.

"Sebenarnya kalau disatukan sama duit yang rusak beratnya ada 5 kg. Tapi duit yang rusak itu, sudah saya kubur waktu bangun rumah," paparnya.

Dikuburnya uang recehan rusak tersebut karena tidak ada yang mau menerima. "Karena udah enggak laku lagi makanya saya kubur waktu ngecor pondasi. Habis mau dibawa kemana lagi," kata Ko Aan dengan logat hokiannya.

Kadang membuat macet yang di belakangnya. [Foto: Sidakaton]Kadang membuat macet yang di belakangnya. [Foto: Sidakaton]Hobi memungut uang logam dari jalanan ini ditekuni Ko Aan sejak tahun 2005. Hobi dilakukan di sela – sela waktu keliling menawarkan barang material bangunan. Dari ketekunannya mengumpulkan uang logam jalanan itu juga, Ko Aan yang telah berkeliling Indonesia dan Asia ini aktif sebagai relawan di Yayasan Budha Tzu Chi.

Di yayasan yang konsen pada kemanusiaan ini, Ko Aan bertugas sebagai tim survey untuk menilai apakah orang tersebut layak dibantu atau tidak. "Dengan memungut duit - duit logam di jalanan, saya juga bisa peka apakah orang ini benar - benar susah atau tidak ketika mengajukan bantuan ke Yayasan Budha Tzu Chi," pungkasnya.